Prancis Memanggil Duta Besar AS atas Surat Kritis Terkait Penanganan Anti-Semitisme: 'Tidak Dapat Diterima'

Paris, Prancis – Dalam sebuah langkah diplomatik yang signifikan, Prancis telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat, Charles Kushner, ke Kementerian Luar Negeri untuk membahas surat yang dikirimnya yang mengkritik respons Presiden Emmanuel Macron terhadap meningkatnya anti-Semitisme di Prancis. Tindakan ini menunjukkan ketegangan yang berkembang antara kedua negara mengenai isu sensitif ini.
Surat yang dikirim oleh Kushner, seorang pengembang properti dan pendukung kuat Israel, dilaporkan berisi kritik pedas terhadap Macron, menuduhnya gagal mengambil tindakan tegas untuk melindungi komunitas Yahudi di Prancis. Kushner juga menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya insiden anti-Semitisme sejak konflik Israel-Hamas dimulai.
Pemerintah Prancis merespons dengan keras, menyebut tuduhan Kushner sebagai “tidak dapat diterima” dan memanggilnya untuk menjelaskan tindakannya. Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa surat tersebut merupakan campur tangan yang tidak pantas dalam urusan dalam negeri Prancis dan bahwa respons Macron terhadap anti-Semitisme sudah sesuai dan kuat.
“Kami sangat prihatin dengan surat Duta Besar Kushner. Surat itu berisi tuduhan yang tidak berdasar dan mencerminkan kurangnya pemahaman tentang situasi di Prancis,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Prancis, yang berbicara dengan syarat anonim. “Kami telah meminta Duta Besar Kushner untuk menjelaskan tindakannya, dan kami akan terus memantau situasi ini dengan cermat.”
Insiden anti-Semitisme telah meningkat secara signifikan di Prancis dan di seluruh Eropa sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober. Banyak komunitas Yahudi melaporkan peningkatan ujaran kebencian, intimidasi, dan serangan fisik. Pemerintah Prancis telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di sekitar sinagoga dan pusat-pusat komunitas Yahudi, dan telah mengutuk segala bentuk anti-Semitisme.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut tidak cukup dan bahwa Macron perlu melakukan lebih banyak untuk mengatasi akar penyebab anti-Semitisme di Prancis. Mereka juga menuduh Macron terlalu lambat dalam mengutuk serangan Hamas terhadap Israel dan terlalu cepat dalam menyerukan gencatan senjata.
Pemanggilan Duta Besar Kushner menunjukkan bahwa ketegangan antara Prancis dan Amerika Serikat mengenai isu ini semakin meningkat. Insiden ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah Eropa dalam menyeimbangkan dukungan untuk Israel dengan kebutuhan untuk melindungi komunitas Yahudi mereka sendiri dan mengatasi meningkatnya anti-Semitisme.
Hubungan antara Prancis dan Amerika Serikat secara historis kuat, tetapi isu-isu seperti ini dapat menimbulkan ketegangan dan memengaruhi kerja sama di bidang-bidang lain. Kedua negara perlu menemukan cara untuk mengatasi perbedaan mereka dan bekerja sama untuk memerangi anti-Semitisme dan mempromosikan toleransi dan saling pengertian.
Perkembangan ini akan terus dipantau dengan cermat oleh para pengamat internasional, karena dampaknya dapat meluas jauh melampaui hubungan bilateral antara Prancis dan Amerika Serikat. Ini juga dapat memengaruhi persepsi publik tentang bagaimana Eropa menangani anti-Semitisme dan bagaimana konflik Israel-Hamas memengaruhi dinamika politik di seluruh dunia.